Laman

Sabtu, 05 Mei 2012

cara menghitung pendapatan


Cara menghitung pendapatan

Definisi
Dalam literatur akuntansi terdapat beberapa pengertian atau definisi pendapatan, antara lain adalah:
Menurut Niswonger (1992:22)
Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barangataupun jasa yang diberikan kepada mereka.
Pada buku yang sama, Niswonger (1992:56) juga menjelaskan pendapatansebagai berikut:
Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalammodal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.
Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut:
pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yangtimbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arusmasuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanaman modal.
Jadi, Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings.Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees) bunga, dividen,royalti dan sewa.
Cara menghitung :
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
รจ (C = a + by)



Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
1 – b



Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.



Jawab:
Y = a + I
1 – b
= 20 + 10
1– 0,75
= 30
0,25
= 120 milyar rupiah


Keterangan Pendekatan Pendapatan
Y = R + W + I + P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R= rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

tulisan softkill 2


Jumlah pendidikan/sekolah

Sumber : Status FB Bapak Kwarta Adimphrana – 9 Januari 2011
Jumlah/ Total number of :
  • Sekolah Dasar / Elementry School
144.228
  • SMP / Yunior High School
28.777
  • SMA / Senior High School
10.765
  • SMK / Vocational High School
7.592
  • SLB /Special School
1.686

Persentase/jumlah kelulusan

Dari 8,32 juta orang pengangguran di Indonesia sampai Agustus 2010, ternyata paling banyak didominasi para lulusan sarjana dan diploma.

Badan Pusat Statistik (BPS) menguraikan, jumlah lulusan sarjana dan diploma yang menganggur masing-masing berjumlah 11,92% dan 12,78%. Sementara pengangguran lulusan hanya 3,81%

"Jumlah pengangguran pada Agustus 2010 mencapai 8,3 juta orang atau 7,14% dari total angkatan kerja," bunyi data BPS yang dirilis, Rabu (1/12/2010).

Secara umum Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, di mana TPT Agustus 2010 sebesar 7,14% turun dari TPT Februari 2010 sebesar 7,41% dan TPT Agustus 2009 sebesar 7,87%.

Seperti diketahui, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja sampai Agustus 2010 tercatat berjumlah 108,21 juta orang. Dari jumlah tersebut, ternyata sebanyak 54,5 juta (50,38%) merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah.

Dari 08,21 juta orang tersebut, mayoritasnya yaitu 66,94% atau 72,4 juta orang cuma bekerja di sektor informal. Sementara sisanya 44,06% atau 35,8 juta orang bekerja di sektor formal.

Tingkat pendidikan

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab kementrian pendidikan nasional indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagike dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
  1. Pendidikan anak usia dini
    Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
  2. Pendidikan dasar
    pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
  3. Pendidikan menengah
    Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
  1. Pendidikan tinggi
    pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

tulisan softskill


PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA 5/10Th TERAKHIR


Dalam 10 tahun terakhir (1998-2008), pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi, misalnya, pada tahun 1998 minus 13.1 persen. Pada SBY tampil sebagai Presiden, tahun 2004, pertumbuhan ekonomi naik pesat menjadi 5.1 persen. Dan tahun 2008 diproyeksikan sebesar 6,4 persen. Cadangan devisa yang semula 33.8 miliar dolar AS, pada tahun 2008 naik menjadi 69.1 persen.
Tingkat kemiskinan juga terus berkurang. Pada tahun 1998, angka kemiskinan mencapai 24.2 persen. Pada masa awal Presiden SBY, tingkat kemiskinan ini turun menjadi 16.7 persen. Dan pada 2008 tinggal 15.4 persen dari total penduduk Indonesia.
Utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dipangkas habis pada masa pemerintahan SBY. Tengok saja, pada tahun 1998, utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, dua tahun setelah memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang kita sebesar 7.8 miliar dolar AS.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia enam tahun terakhir dari tahun 2005 hingga 2010, diklaim pemerintah sebagai sebuah prestasi kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah (SBY). Jika melihat angka pertumbuhan ekonomi enam tahun terakhir yang rata-rata pertumbuhannya sekitar 5,7 persen setiap tahunnya, memang bisa saja dikalim sebuah sebuah prestasi kebijakan perekonomian yang dijalankan pemerintah. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah pertumbuhan ekonomi enam tahun belakangan ini mampu memberikan dampak yang berarti terhadap pemerataan pendapatan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, penurunan angka kemiskinan dan penurunan angka pengangguran. Idealnya sebuah pertumbuhan ekonomi bisa dianggap berprestasi apabila pencapaian angka-angka pertembuhan tersebut mampu mendrive peningkatan kesejahteraan masyarakat, perluasan kesempatan kerja  dan mempersempit kesenjangan pendapatan masyarakat.

Merujuk kepada data BPS menunjukkan besaran angka koefisien gini dari tahun 2005 hingga 2010 yang bergerak diantara level 0,33 s/d 0,38, yang bahkan diatas pencapaian tahun 2004 yg sebesar 0,32 ( peninggalan kinerja masa pemerintahan sebelumnya ) mengindikasikan bahwa selama enam terakhir pemerintahan SBY tidak mampu menyelesaikan permasalahan kesenjangan pendapatan. Jangankan menyelesaikan, menunjukkan sebuah indikasi ke arah lebih baik pun kita bisa menyimpulkan tidak. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pembagian kue yang tidak merata pada saat capaian pertumbuhan yg relatif baik enam tahun terakhir ini.


Selain permasalahan kesenjangan pendapatan, masih adanya permasalahan lain terkait pencapaian kinerja perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun terakhir antara lain sektor yang mendrive pertumbuhan ekonomi selama enam terakhir,  kemiskinan yang tak teratasi, angka pengangguran yang tidak menunjukkan perbaikan dan munculnya gejala deindustrialisasi. Hal-hal inilah yang seharusnya menjadi sebuah parameter untuk mengukur apakah pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintah ini adalah sebuah prestasi, apakah pertumbuhan yang dimaksud oleh pemerintah adalah pertumbuhan yang berkualitas dan atau sebaliknya. Harusnya pemerintah tidak dibutakan hanya dengan melihat dan mementingkan angka pertumbuhan ekonominya saja, akan tetapi juga harus sangat memperhatikan kualitas pertumbuhannya.
sumber: http://www.presidenri.go.id/index.php/indikator/ , http://www.bps.go.id/brs_file/pdb-21nov05.pdf?, http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/01/12/%E2%80%9Cpertumbuhan-ekonomi-yang-diklaim-baik-gagal-mengangkat-tingkat-kesejahteraan-masyarakat%E2%80%9D/